KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah dengan segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya pada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “MENENTUKAN GOLONGAN DARAH” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa
saya ucapkan terimakasih
kepada Bapak Guru yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian laporan ini.
Ibarat “TAK
ADA GADING YANG TAK RETAK”, dengan segala kerendahan hati, saya penyusun
menyadari akan segala kekurangan dan kelebihan isi maupun sistematikanya
sehingga penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
Akhirnya harapan
penyusun ,semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mereka yang
mempelajari. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada
kita semua di dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
Sinjai, 1 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Daftar
isi......................................................................................................................i
Kata
pengantar.............................................................................................................ii
Bab I pendahuluan
A. Latar
belakang....................................................................................................1
B. Tujuan
................................................................................................................1
C.
Manfaat.............................................................................................................
1
D.Landasan
teori.................................................................................................1
Bab
II Metodologi
Alat dan
bahan..................................................................................................5
Cara
kerja..........................................................................................................5
Pertanyaan
........................................................................................................5
Bab
III DATA DAN PEMBAHASAN
Data pengamatan...............................................................................................6
Jawaban
pertanyaan...........................................................................................6
Pembahasan...............................................................................................6
Bab
IV penutup
Kesimpulan
.......................................................................................................7
Saran
.................................................................................................................7
Daftar
pustaka ……………………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Golongan darah tiap individu tidak sama.
Perbedaan golongan darah dikelompokkan kepada tipe A, B, AB, atau O. Status
rhesus (Rh) darah pun bisa tergolong negatif atau positif. Perbedaan-perbedaan
tersebut perlu diperhatikan dalam penggunaan darah di dunia medis.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu
individu karena adanya perbedaan jenis Aglutinogen
di sel darah merahnya. Setiap
manusia memiliki golongan darah yang berbeda – beda. Ada yang bergolongan darah
A , B , AB dan O. Penetapan penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya
antigen sel darah merah A dan B.
Golongan darah A mempunyai antigen A yang
terdapat pada sel darah merah, individu dengan golongan darah B mempunyai
antigen B, dan individu dengan golongan darah O tidak mempunyai kedua antigen
tersebut.Mengetahui golongan darah mempunyai beberapa manfaat yang sangat
penting. Misalnya dalam keadaan genting, tiba – tiba kita membutuhkan darah
maka kita tidak perlu repot – repot karena kita sudah mengetahuinya. Golongan
darah tersebut dapat diketahui melalui tes golongan darah. Dalam percobaan kali
ini kita akan mencoba untuk mengetahui golongan darah.
B. Tujuan
Mempelajari dan memahami golongan
darah
C. Manfaat
Yaitu kita dapat
mengetahui golongan darah yang kita punya dan mengetahui apa perbedaan dari
golongan darah A,B,AB,O.
D. Landasan Teori
Manusia tersusun dari berbagai jaringan, cairan, dan
sebagainya. Cairan jaringan pada manusia adalah 92% dan 8% adalah merupakan
darah. Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh
darah. Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk
laki–laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan
dengan memberikan natrium sitrat atau natrium oksalat, karena garam–garam ini
menyingkirkan ion–ion kalsium dari darah yang berperan penting dalam proses
pembekuan darah.
Darah merupakan unit fungsional seluler
pada makhluik hidup yang bersifat cair dan berperan untuk membantu proses
fisiologis. Fungsi darah secara umum adalah :
1. Mengangkut zat makanan dan oksigen
keseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi
untuk pembuangan.
2. Mempertahankan tubuh dari serangan
bibit penyakit
3. Mengedarkan hormon-hormon untuk
membantu proses fisiologis
4. Menjaga stabilitas suhu tubuh
5. Menjaga keseimbangan asam basa
jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan.
Darah
terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah
merupakan bagian darah yang cair. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3
kelompok : Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit.
Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam
pembekuan darah. Jika jaringan tubuh
terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim
trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan
bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis
perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah)
menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah).
Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak
memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti
ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada
kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga
eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya diatur
oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp
eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh
sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah
eritrosit pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat
badan orang itu.
Golongan
darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Ada dua
jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
( faktor Rh). Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi tranfusi munologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian
1. Prinsip
Dasar Penggolongan Darah
a. Faktor
yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang terdapat pada
permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.
b. Zat
anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang bila
bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut Aglutinin dalam
plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis terdapat pada tubuh manusia.
Kita mengenal ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB
dan O. Dalam sistem golongan darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B,
serta dua macam plasma, yaitu anti A dan anti B. Berikut kombinasi yang mungkin
terjadi:
1. Individu dengan
A pada sel darah merahnya, memiliki anti B pada plasma darahnya.
2. Individu
dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada plasma darahnya.
3. Individu
dengan A dan B pada sel darah merahnya, tidak memiliki anti A maupun anti B pada
plasma darahnya.
4. Individu
dengan A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A maupun anti B pada
plasma darahnya.
Pada
permulaan abad ini (tahun 1900 dan 1901) K. Landsteiner menemukan bahwa
penggumpalan darah (aglutinasi) kadang – kadang terjadi apabila eritrosit (sel
darah merah) seorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada
orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan
reaksi tadi, maka Landsteiner membagi orang menjadi 3 golongan, ialah A, B, dan
O. golongan yang ke empat jarang sekali dijumpai, yaitu golongan darah AB,
telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa Landsteiner dalam tahun 1902, ialah A.
V. von Decastello dan A. Sturli.
Dikatkan
bahwa antigen atau aglutinogen yang dibawa oleh eritrosit orang tertentu dapat
mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibody atau aglutinin yang dibawa oleh
serum darah. Dikenal dua macam antigen yaitu antigen-A dan antigen-B, sedangkan
antizatnya dibedakan atas anti-A dan anti-B. orang ada yang memiliki antigen-A,
lain lagi memiliki antigen-B, sedangkan ada pula yang tuidak memiliki antigen-A
maupun antigen-B.
Orang
yang memiliki antigen-A tidak memiliki anti-A, melainkan anti-B di dalam serum
atau plasma darahnya. Orang demikian dimasukan dalam golongan darah A. Orang
golongan darah B mempunyai antigen-B dan anti-A. Apabila antigen-A bertemu
dengan anti-A, begitu pula antigen-B bertemu dengan anti-B, maka darah akan
menggumpal dan dapat menyebabkan kematian pada orang yang menerima darah. Darah
tipe A tidak dapat ditranfusikan kepada orang bergolongan darah B, demikian
pula sebaliknya.
Tabel hubungan antara golongan darah (fenotip) seseorang
dengan macam antigen dan zat anti yang dimiliki.
Golongan
darah
(fenotip)
|
Antigen
dalam
Eritrosit
|
Zat
anti dalam serum /
Plasma
darah
|
O
A
B
AB
|
-
A
B
AB
|
Anti-A
dan anti-B
Anti-B
Anti-A
-
|
Orang
yang tidak memiliki antigen-A maupun antigen-B, tetapi memiliki anti-A maupun
anti-B di dalam serum atau plasma darahnya, dimasukan dalam golongan darah O.
Adapun orang yang memiliki antigen-A maupun antigen-B, tatapi tidak memiliki
anti-A maupun anti-B di dalam serum atau
plasma darah, dimasukan dalam golomgam darah AB.
Untuk
menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan darah, maka sebelum dilakukan
transfusi darah, baik darah si-pemberi (donor) maupun darah si-penerima
(resipien) harus diperiksa terlebih dahulu berdasarka system ABO. Interaksi
yang terjadi selama transfusi darah antara berbagai macam antigen dalam
eritrosit dengan zat anti dalam serum atau plasma darah.
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada
orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor.
Orang yang menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan
resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah.
Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan
kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah
adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur
dari darah yang dibutuhkan.
BAB
II
METODOLOGI
ALAT DAN BAHAN :
·
Kaca objek
·
Lanset
·
Kapas
·
Spidol (marker)
·
Tusuk gigi (pentul)
·
Pipet
·
Alkohol 95%
·
Serum anti-A dan serum anti-B
CARA KERJA :
1. Pilih
salah seseorang dari kelompokmu untuk diambil darahnya.
2. Bersihkan
ujung jari tengah temanmu dengan menggunakan kapas yang telah diberikan
alkohol.tusukkan lanset pada ujung jari tengahmu,kemudian teteskan pada kaca
objek (di lingkaran A dan B)
3. Berikan
setetes serum Anti-A pada tetes darah di lingkaran A,dan serum anti-B pada
darah di lingkaran B.
4. Aduk
darah yang telah diberikan anti serum dengan menggunakan tusuk gigi.
5. Amati
setelah beberapa detik.apakah terjadi penggumpalan atau tidak?
6. Tentukan
golongan darah sendiri.
·
Jika darah di lingkaran A menggumpal dan
B tidak,golongan darahnya adalah A.
·
Jika darah di lingkaran A tidak
menggumpal dan di B mengumpal,golongan darahnya adalah B.
·
Jika darah di lingkaran A dan B
menggumpal,golongan darahnya adalah AB
·
Jika darah di lingkaran A dan B tidak
menggumpal,golongan darahnya adalah O.
PERTANYAAN :
1. Antigen
apa yang terkandung pada sel darah sendiri?
2. Golongan
darah apa yang anda miliki?
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Data Pengamatan
Anti-A
|
Anti-B
|
Gol.Darah
|
Tidak menggumpal
|
menggumpal
|
B
|
B.
PENYELESAIAN PERTANYAAN
1. Dalam
praktikum dapat diketahui bahwa saya memiliki golongan darah B.sel-sel yang
saya memiliki jenis antigen B terpasang,sehingga tubuh saya membentuk antibodi
melawan hanya tipe A antigen disimpang di ujung.’’sel darah saya menunjukkan
tipe B sebagai jenis yang dominan’’golongan darah yang cocok dengan darah saya
yaitu golongan antara B dan O.
2. Golongan
darah B.
C. Pembahasan
Cara
pengujian golongan darah adalah beberapa hal yang sudah tertera dalam cara
kerja. Kemudian untuk menentukan golongan darah seseorang adalah dengan
mencocokkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.Bila
sample darah + zat anti A = menggumpal, berarti golongan darah A
2.Bila
sample darah + zat anti B = menggumpal, maka golongan darah B.
3.Bila
sample darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B =
menggumpal, berarti golongan darah AB.
4.Bila
sample darah + zat anti A = tidak menggumpal dan ditambah zat anti B = tidak
menggumpal, berarti golongan darah O
Tabel Transfusi Darah
Resipien
Donor
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
A
|
+
|
-
|
-
|
+
|
B
|
-
|
+
|
-
|
+
|
AB
|
-
|
-
|
-
|
-
|
O
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Keterangan : + =
tidak menggumpal - =
menggumpal
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Golongan
darah dikelompokkan menjadi 4, yaitu; A, B, O, dan AB. Penetapan penggolongan
darah didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B.
Individu-individu dengan golongan darah A mempunyai antigen A yang terdapat
pada sel darah merah, individu dengan golongan darah B mempunyai antigen B, dan
individu dengan golongan darah O tidak mempunyai kedua antigen tersebut. sedangkan, Seseorang yang memiliki golongan darah AB, di
dalam darahnya terdapat aglutinogen A dan B, dan di dalam plasma darahnya tidak
terdapat aglutinin sehingga jika darahnya ditetesi serum anti-A dan anti-B,
maka darahnya menggumpal
Hasilnya
adalah tiga macam
reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A ,B, dan AB) dan satu
macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Ada dua
macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau
sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
B. Saran
Ketika praktikum golongan darah penusukan
jarum dilaksanakan dengan teliti agar tepat ditengah jari sehingga darah tidak
melebar ditengah kuku. bersihkan jari yang akan ditusuk dengan alcohol
95% agar terhindar dari bakteri. Tusuk jari dengan blood lancet yang baru
jangan bekas. Jangan sampai salah menetesi sampel darah dengan anti A maupun
anti B. Dalam mengaduk darah, jangan di gunakan secara bergantian. Amati reaksi
darah yang terjadi dan jangan tergesa-gesa dalam mengamati agar kita dapat
menentukan golongan darahnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Maryati
Sri,D.A. Pratiwi, Srikini, Suharno, Bambang S. 2012. BIOLOGI SMA/MA KELAS XI.
Erlangga, Jakarta
Pratiwi, D.A, dkk. 2005. BUKU PENUNTUN BIOLOGI SMA UNTUK KELAS XI 2.
Jakarta : Erlangga.
Samsuri,
Istamar dkk. 2004. Biologi SMA kelas XI. Erlangga : Malang
www.corediag.com/.../Anti-A,Anti-B,Anti-A,...